3 bulan yang lalu pemerintah membuat kebijakan Work
Form Home (WFH) ataupun Learning From Home (LFH) karena pandemi
Virus Korona (Covid 19), hal ini membuat beberapa instansi harus bekerja
ataupun melakukan proses belajar mengajar secara daring. Di UNIPDU (Universitas
Pesantren Tinggi Darul ‘Ulum) sendiri diterapkan Learning From Home (LFH)
mulai tanggal 26 Maret 2020, pada tanggal tersebut ribuan mahasiswa dipulangkan
ke wilayahnya masing-masing dan mulai saat itu untuk kegiatan belajar mengajar dilakukan
secara daring melalui google meeting,
zoom, molen learning dan media lainnya. Dengan adanya LFH ini saya
memperoleh pengalaman baru yang telah saya lakukan selama beberapa bulan ini
diantaranya yaitu:
1. Kuliah Daring
Kuliah
daring adalah pengalaman pertama kali saya selama kuliah 6 semester ini, kuliah
daring diharuskan memiliki jaringan internet yang lancar untuk bisa mengikuti
perkuliahan dengan baik. Karena saya jarang sekali membeli kuota internet dan
hanya mengandalkan wifi di rumah saja yang terkadang tiba-tiba sinyalnya tidak
mendukung dan menyebabkan ketika diabsen tidak terdengar dengan baik ketika
nama saya dipanggil ataupun sedang melakukan proses belajar suara dari
ibu/bapak dosen terputus-putus sehingga saya kurang mampu memahami materi yang
diberikan oleh beliau. Karena kejadian tersebut saya berinisiatif untuk
mencari materi yang sama dengan materi yang telah diberikan oleh dosen saya
ataupun menanyakan ke teman saya apa aja yang telah disampaikan oleh dosen.
Kelebihan
kuliah daring ini adalah bisa melakukan kuliah dimanapun saya berada, suatu
ketika saya disuruh ayah ikut mengambil kaca untuk kebutuhan mebelnya dan saya
telah memberitahu bahwa saya ada kuliah online saat itu, akan tetapi ayah saya
bilang kalau hanya sebentar saja, setelah sampai di tempat penjual kaca
ternyata kaca yang dipesan oleh ayah saya belum selesai, akhirnya ayah saya
disuruh menunggunya sebentar. Saat itu jam sudah menunjukkan waktu kuliah akan
dimulai. tetapi saya masih belum bisa untuk pulang kerumah karena menunggu ayah
saya, dan akhirnya saya mengikuti kuliah online di tempat penjual kaca
tersebut.
2. Membuka usaha
dibidang kuliner(Online).
Akibat Physical distancing semua teman(geng) saya pulang dari
pondok dan kampusnya masing-masing, sebelum adanya pandemic biasanya kita kalau
nongkrong hanya sebatas masak-masak lalu makan-makan sambil ngobrol kesana
kemari dari pagi sampai sore. Wina adalah teman saya yang biasanya pandai
memasak, dia selalu mencoba mencoba resep baru selama pandemic ini dan mengajak
kita untuk berkumpul dan mencicipi masakan pertamanya.
Suatu hari saya bilang ke wina
dan teman-teman “dari pada makanan yang kita masak ini cuma kita makan sendiri,
gimana kalau kita jual ajaa…. Kan lumayan kita dapat uang jajan sedikit-sedikit”.
Dan semua teman(geng) saya juga sepakat dengan ide saya ini. Lalu wina pun
sanggup untuk memasak makanan yang biasanya kita makan dan semua teman saya juga
akan belajar memasak bersama dengan wina.
Akan tetpai ide tersebut tidak
langsung terlaksanakan karena masih belum peraya diri dengan rasa masakan dari
kita. Kita masih terus belajar sampai dirasa masakan kita sudah enak, membuat
planning tambahan menu makanan, dan siapa yang menjadi target di usaha kita
ini. Seminggu setelah ide ini muncul barulah usaha kita ini dimulai.
Itu adalah nama usaha kita beserta menu
makanan yang tersedia di Ntil’s Kitchen, oh iya kenapa namanya Ntil’s Kitchen
karena grup kita namanya adalah Srintil… hehe….. ketika kita pertama kali
jualan kita selalu meminta testimony kepada customer kita supaya tau bagaimana
rasa dari masakan kita, dan inilah testimony dari pelanggan pertama kita.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar