Kamis, 25 Juni 2020

Aktifitas dan Pengalaman Selama Learning From Home

3 bulan yang lalu pemerintah membuat kebijakan Work Form Home (WFH) ataupun Learning From Home (LFH) karena pandemi Virus Korona (Covid 19), hal ini membuat beberapa instansi harus bekerja ataupun melakukan proses belajar mengajar secara daring. Di UNIPDU (Universitas Pesantren Tinggi Darul ‘Ulum) sendiri diterapkan Learning From Home (LFH) mulai tanggal 26 Maret 2020, pada tanggal tersebut ribuan mahasiswa dipulangkan ke wilayahnya masing-masing dan mulai saat itu  untuk kegiatan belajar mengajar dilakukan secara daring  melalui google meeting, zoom, molen learning dan media lainnya. Dengan adanya LFH ini saya memperoleh pengalaman baru yang telah saya lakukan selama beberapa bulan ini diantaranya yaitu:
1.      Kuliah Daring
Kuliah daring adalah pengalaman pertama kali saya selama kuliah 6 semester ini, kuliah daring diharuskan memiliki jaringan internet yang lancar untuk bisa mengikuti perkuliahan dengan baik. Karena saya jarang sekali membeli kuota internet dan hanya mengandalkan wifi di rumah saja yang terkadang tiba-tiba sinyalnya tidak mendukung dan menyebabkan ketika diabsen tidak terdengar dengan baik ketika nama saya dipanggil ataupun sedang melakukan proses belajar suara dari ibu/bapak dosen terputus-putus sehingga saya kurang mampu memahami materi yang diberikan oleh beliau. Karena kejadian tersebut saya berinisiatif untuk mencari materi yang sama dengan materi yang telah diberikan oleh dosen saya ataupun menanyakan ke teman saya apa aja yang telah disampaikan oleh dosen.
Kelebihan kuliah daring ini adalah bisa melakukan kuliah dimanapun saya berada, suatu ketika saya disuruh ayah ikut mengambil kaca untuk kebutuhan mebelnya dan saya telah memberitahu bahwa saya ada kuliah online saat itu, akan tetapi ayah saya bilang kalau hanya sebentar saja, setelah sampai di tempat penjual kaca ternyata kaca yang dipesan oleh ayah saya belum selesai, akhirnya ayah saya disuruh menunggunya sebentar. Saat itu jam sudah menunjukkan waktu kuliah akan dimulai. tetapi saya masih belum bisa untuk pulang kerumah karena menunggu ayah saya, dan akhirnya saya mengikuti kuliah online di tempat penjual kaca tersebut.
2.      Membuka usaha dibidang kuliner(Online).
Akibat Physical distancing semua teman(geng) saya pulang dari pondok dan kampusnya masing-masing, sebelum adanya pandemic biasanya kita kalau nongkrong hanya sebatas masak-masak lalu makan-makan sambil ngobrol kesana kemari dari pagi sampai sore. Wina adalah teman saya yang biasanya pandai memasak, dia selalu mencoba mencoba resep baru selama pandemic ini dan mengajak kita untuk berkumpul dan mencicipi masakan pertamanya.
Suatu hari saya bilang ke wina dan teman-teman “dari pada makanan yang kita masak ini cuma kita makan sendiri, gimana kalau kita jual ajaa…. Kan lumayan kita dapat uang jajan sedikit-sedikit”. Dan semua teman(geng) saya juga sepakat dengan ide saya ini. Lalu wina pun sanggup untuk memasak makanan yang biasanya kita makan dan semua teman saya juga akan belajar memasak bersama dengan wina.
Akan tetpai ide tersebut tidak langsung terlaksanakan karena masih belum peraya diri dengan rasa masakan dari kita. Kita masih terus belajar sampai dirasa masakan kita sudah enak, membuat planning tambahan menu makanan, dan siapa yang menjadi target di usaha kita ini. Seminggu setelah ide ini muncul barulah usaha kita ini dimulai.
Itu adalah nama usaha kita beserta menu makanan yang tersedia di Ntil’s Kitchen, oh iya kenapa namanya Ntil’s Kitchen karena grup kita namanya adalah Srintil… hehe….. ketika kita pertama kali jualan kita selalu meminta testimony kepada customer kita supaya tau bagaimana rasa dari masakan kita, dan inilah testimony dari pelanggan pertama kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar